Kamis, 10 Desember 2009

Film Dokumenter Karyaku diputar di Yogya ! :D

Kamis, 13 Maret 2008, 23:44 WIB
Melihat Perempuan dalam Film di KINOKI
Iwan Pribadi - GudegNet

Pada Rabu (12/03), bertempat di KINOKI yang bertempat di Jl. Abu Bakar Ali No. 2 Kotabaru Yogyakarta, diadakan pemutaran dua buah film yang berkisah seputar kehidupan perempuan dan dalam sudut pandang perempuan.

Film pertama yang diputar adalah sebuah film dokumenter dengan durasi sekitar 15 menit yang berjudul Selimut dalam Kolong, sebuah film karya Nyssa Nathania, Sasri Mulyani, dan Alexander Zulfikar, yang merupakan siswa-siswi dari SMU 4 Jakarta.

Film yang memenangkan penghargaan Think-Act-Change: The Body Shop Documentary Film Competition 2007 untuk kategori SMU ini, memaparkan fenomena di seputar kekerasan dalam rumah tangga.

Setelah itu, dilanjutkan dengan pemutaran film yang berjudul Perempuan Punya Cerita, yang merupakan rangkaian empat cerita pendek yang terdiri dari: Cerita Pulau yang disutradarai oleh Fatimah T. Rony, Cerita Yogyakarta yang disutradarai oleh Upi, Cerita Cibinong dengan sutradara Nia Dinata, dan Cerita Jakarta dengan sutradara Lasja F. Susatyo.

Masing-masing cerita pendek itu memaparkan beberapa masalah yang diderita oleh kaum perempuan, dari mulai isu-isu kesehatan dan reproduksi, HIV/AIDS, masalah trafficking, dan hingga hubungan seks sebelum pernikahan.

Acara yang dimulai sekitar pukul 15:30 WIB ini, diakhiri dengan sesi diskusi terbuka antara para penonton dengan Vivian Idris dan Lasja F. Susatyo (penulis skenario), Bonnie (KalyanaShira Foundation), Ukke R Kosasih (The Body Shop), dan Myra Diarsi (Komnas Perempuan).

Dalam diskusi ini, yang cukup menarik untuk dicatat adalah, para penonton banyak yang memberikan perhatian dan pertanyaan di seputar Cerita Yogyakarta. Terutama mengenai "rasa" dan suasana yang dianggap kurang mewakili kondisi nyata keseharian Yogyakarta. Menanggapi hal ini, selain memberikan penjelasan bagaimana latar belakang proses pembuatan film tersebut, juga mengungkapkan harapan bahwa semoga dengan adanya film ini, maka para filmmaker Jogja menjadi terlecut untuk membuat film lain yang lebih dapat mencerminkan cita rasa dan kondisi keseharian Jogjakarta.

Walaupun aliran listrik padam dan ditambah dengan hujan deras ditengah-tengah acara diskusi, namun itu tidak mensurutkan semangat para penonton untuk bertanya dan berdiskusi dengan para panel tersebut, hingga acara berakhir sekitar pukul 19:00 WIB.

Tag: film dokumenter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar